Misteri Marsya
Sabtu, 31 Agustus 2013 @ 04.15 | 0 Comment [s]
Hallo, namaku Alliana Olivie Anastasha. Ya, yuk kembali ke cerita..!!"Sepertinya, Marsya menyembunyikan sesuatu," bisikku mendekati Aurin. Lengkapnya Aurin Azalia Angelinny, ia adalah adikku. Tapi ia maunya memanggilku Allia. "Hmm, kulihat-lihat sih, iya. Dia menyembunyikan apa, ya? Yuk kita tanya!!" bisiknya dan menarik tanganku. ✿✿✿ Tiba-Tiba.. ✿✿✿ KRINGG!!! Bel berbunyi tanda istirahat kelas 3B telah usai. Hffhh, rencananya enggak jadi, dong? Ya, tetap jadi dong! :P "Hallo Mar,"sapa Aurin. "Hallo juga, ada apa, ya Allia, Aurin?"tanyanya. "Kau menyembunyikan apa?"tanya Aurin memulai. "Hhh,, oke, akan kukasih tahu, tapi jangan diberitahu siapa-siapa!!"ucapnya. "Oke, aku janji,"kataku dan Aurin. "Hmm, kukirim surat untuk kalian nanti sore! Bu Rania akan memulai pelajaran!"katanya beralasan. Terpaksa, aku harus kembali ke tempat dudukku sebelum Bu Rania masuk. → Oke, Dipercepat Langsung pada waktu sore hari! ;) ← "Pos, pos!"tiba tiba, ada surat yang kutunggu-tunggu. "Aurin, lihatlah! Lihat sudut amplop ini!"ucapku mengagetkan Aurin. "Ada apa, Allia?"tanyanya lalu melihat sudut amplop pemberian Marsya. Isi suratnya : "Oh, waktu yang kau tunggu-tunggu telah tiba. Sebenarnya, aku mempunyai penyakit leukimia. Aku tak ingin kalian sedih mendengarnya. Akhirnya, aku menyimpan semua rahasia ini. Maafkan aku, Allia, Aurin. Aku tak mau melihat kalian kecewa. Ingat, jangan disebarkan kepada teman-teman! Selamat tinggal.. Aku akan meninggalkan kalian selamanya.. Amanda Marsya, 20 Agustus 2008 Bila kalian ingin menjengukku, ini alamatnya, JL. Mayjend Sungkono No.144 RS Harapan Bunda, Ruang Mawar no. 14," "Aurin!! Ayo kira jenguk Marsya!!"ucapku keras. "Pak supir, tolong antarkan kita di RS Harapan Bunda!!"kataku meminta tolong. "Iya. Sama dik Aurin ya?"tanyanya. "Iya, sebentar, aku akan memanggilnya. AURIN!!!!!!!!! AYOO!!" "Iya, aku mau pakai jilbab dulu.."jawabnya. Beberapa menit kemudian, kami sampai di RS Harapan Bunda. Aku dan Aurin langsung menuju Ruang Mawar No. 14. Terbaringlah Marsya dengan keadaan kritis. Lalu, siapa yang menulis surat? Apakah.... Arwahnya Marsya? Ini adalah sebuah misteri! Kami harus memecahkannya!! Aku bergegas menuju kantor polisi bersama Aurin. Setelah dicari-cari pembuktiannya, ternyata yang menulis adalah... Arwahnya Marsya! ☆ Dipercepat.. ☆ Secarik kertas itu membuatku bertekad untuk begadang. Huh, sungguh! Aku takut sekali, Mama ada tugas di Filipina, ayah ada meeting di Singapore. Hanya ada aku dirumah. Sedangkan Aurin, ada kemah di sekolah! Hanya untuk juara kelas! Aurin adalah juara kelas, sedangkan aku rata-rata juara 2-3. Aku Bendahara, Aurin ketua kelas. Ia se-tenda bersama Tia, lengkapnya Tatiana Dewindra Nimas Setiawan. Begitu panjang bukan? Sudah, jangan pikirkan hal begitu! Saat aku masuk kamar, terdengarlah suara Marsya, suaranya seperti guntur yang menakutkan. Tiba-tiba, ia berkata, "Hallo Allia. Ini aku, Marsya. Kau akan kutemani disini sendirian..."ucapnya. "Ti..Tii..Tiidak mungkin! Aku tak mau tidur bersamamu!"kataku. LALU.. Tak ada yang tahu nasibku dirumah itu. Semuanya telah mencariku kemana-mana. Tetap saja hasil tak ditemukan. Ini adalah sebuah misteri! ( TAMAT ) |
The Disclaimer underlined, bold blockqoute
Navigations! Let's Talk!
The Credits! |